Budayakan apresiasi karya, Budayakan hargai hak cipta, Kalau mau gaya Jangan bajak karya saya. Selalu cantumkan nama penulis asli dan sumber dalam Copy - Paste anda :)

Selasa, 18 Maret 2014

Manisnya Luka

Kini aku tahu, apa yang ada dalam perasaanku. Sejak pertama bertemu gejolak dalam dada ini sudah mengusikku. Matanya, bibirnya, caranya bicara membuat aku semakin yakin: aku terpesona padanya.

Aku bukan seorang penyair. Aku bukan seorang penyihir. Indahnya penantian akan kubiarkan terus mengalir, seperti kisah yang terus diukir. Sesak rinduku dibawa pergi angin semilir, tiada tentu arah membiarkan darah berdesir.

Aku kenal detak jantung yang meretak dan menggulung. Aku pernah tahu rasanya rindu yang tergantung. Bukan, bukan maksud hati membuat logika menjadi linglung. Namun apa daya jika jiwa telah dibuatnya mematung.

Tawa dan air mata tentu ada dalam siklus hidup setiap manusia. Masa untuk luka dan bahagia pun sudah ditentukan oleh semesta. Yang pernah ada pasti kan tiada, yang pernah diangan juga bisa jadi kenyataan. Sesering mungkin harusnya manusia belajar melapangkan dada, menguatkan hati agar harap yang ada tidak bermetamorfosa jadi manisnya luka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar