Budayakan apresiasi karya, Budayakan hargai hak cipta, Kalau mau gaya Jangan bajak karya saya. Selalu cantumkan nama penulis asli dan sumber dalam Copy - Paste anda :)

Jumat, 11 April 2014

Tentang Kita

Tentang dua hati yang dulu mampu melangkahkan kaki senada seirama. Tentang aku, tentang kamu, dan tentang kita. Kita telah menjadi sesuatu yang tak pernah sama dengan yang sebelumnya. Hanya dewasa dan bijaksana pilihan yang dijadikan ada. Manusia diciptakan bukan untuk menghakimi dan melukai bukan? Kemudian, apa yang membuat kamu hakimi aku seolah aku yang selalu melukaimu?

Aku ingin kembali tertawa bersama. Kembali ke tempat dimana tiada lagi ragu dan malu yang kita punya. Saling melepaskan beban juga saling melambungkan khayalan. Sedari mulanya kita memang sebegitu berbeda, namun kita tetap mampu membunuh waktu dengan penuh makna. Kini, apa yang telah membuat kita jadi sama hingga makna menguap begitu saja?

Bukan tentang dia bukan juga mereka. Ini masih tentang kita. Tentang aku yang merindu makna. Tentang kamu yang kian menjadi candu dalam bejana rasa. Tentang kita yang semakin berbeda dalam logika juga dalam asa. Kau, pada detik yang mana kau akan kembali berikanku makna?

Rabu, 09 April 2014

Masih Tentang Kamu

Kamu, tulisan ini masih tentang kamu yang tak tersentuh. Tentang kamu yang semakin jauh tanpa melihat aku yang masih butuh. Seolah perasaanku ini berupa raksasa yang selalu siap menerkam untuk membunuh. Sayang, tiada yang salah dengan perasaanku. Siapapun boleh jatuh hati tanpa ditentu, begitupun aku.

Aku masih mencari-cari candamu, tawamu, tatapmu, bahkan punggungmu yang seringkali kutatapi dari jauh. Kumohon jangan tatapi perasaanku  dengan penuh tuduh. Dia tak pernah memburumu untuk direngkuh. Jangan biarkan dia merapuh hanya karena kau tatapi dia sampai sebegitu. Beri dia waktu untuk menua dan kemudian mati tepat di hadapanmu. Perasaanku ini ingin mati di situ, bukan di belakangmu.

Mengapa kau terasa takut terbunuh oleh perasaanku? Apa karena dia menggoresi luka di harimu? Yang dia inginkan adalah tetap dapat mendengar derap langkahmu menuju apa yang kau mau, cukup egoiskah itu?

Sayang, mengapa ruang di antara kamu dan perasaanku terasa sebegini beku? Atau ini batu yang kau susun agar perasaanku tak melukaimu? Segalanya bukan berarti aku harus memilikimu, sekalipun tidak pernah seperti itu. Mata hatimu tahu, perasaanku tak punya birahi untuk melukai hati manapun. Terlebih melukai kamu. Begitu, karena hatiku masih tentang kamu.