Budayakan apresiasi karya, Budayakan hargai hak cipta, Kalau mau gaya Jangan bajak karya saya. Selalu cantumkan nama penulis asli dan sumber dalam Copy - Paste anda :)

Senin, 29 Juli 2013

Perasaan Itu



Dihatiku ada sebuah perasaan yang akupun tak dapat menjelaskan kehadirannya. Perasaan yang menyita perhatianku tanpa pernah kuucapkan padamu. Perasaan yang tak perlu disebut, karena akupun tak yakin perasaan ini adalah perasaan yang seharusnya.  Perasaan yang terus kusimpan dalam diamku, dalam rinduku. Perasaan yang kusampaikan melalui siratan tulisan, melalui percakapan dengan Tuhan.

Perasaan yang mungkin bersarang dalam pengabaianmu, sebuah perasaan yang tak memerlukan balasan. Perasaan yang selalu manis dengan ketulusannya, keikhlasannya. Perasaan yang dapat mereka sebut dengan pembodohan, yang tak memedulikan seberapa dia kesakitan dalam kesendirian. Perasaan yang hanya bisa mengadu perihnya pada Tuhan. Perasaan yang tak sedikitpun ingin muncul ke permukaan.

Perasaan yang tak perlu dipertanyakan, yang terlalu mudah untuk dipermainkan. perasaan yang akan mati-matian dipertahankan. Perasaan yang tak pernah punya hak untuk meminta, perasaan yang tak pernah ada hak untuk menuntut. Perasaan yang begitu berharga. Ya, Hanya sebuah perasaan, perasaan itu. Perasaanku padamu.

Saat Kau Lupakan Aku





Saat kau merasa tak ada seorangpun yang mendengarkanmu
saat itu juga kau sedang melupakan aku.
Saat kau merasa tak ada seorangpun yang memedulikanmu
saat itu juga kau sedang melupakan aku.

Saat kau merasa tak ada seorangpun yang menginginkanmu
saat itu juga kau sedang melupakan aku.
Saat kau merasa tak ada seorangpun yang merindukanmu
saat itu juga kau sedang melupakan aku

Saat kau merasa tak ada seorangpun yang membutuhkanmu
saat itu juga kau sedang melupakan aku
Saat kau merasa tak ada seorangpun yang mengindahkanmu
saat itu juga kau sedang melupakan aku.

Saat kau merasa tak ada seorangpun yang mengharapkanmu
saat itu juga kau sedang melupakan aku
Saat kau melupakan aku
saat itu juga kau tak bisa merasakan kesediaanku

Jumat, 26 Juli 2013

Dia-mu, Dia-ku



Semesta menjawab semua tanda tanyaku, dan kini aku mengerti tentang sesuatu yang telah terjadi. Aku tak salah menilaimu, tak sedikitpun. Aku dan kamu adalah sama, sama-sama pecinta yang setia. Celah-celah antara langit dan bumi memberikan ruang untuk kita saling bertemu, kemudian saling merasakan. Bait-bait panjang yang telah kutulis  untuk dia, nada-nada yang tak terhenti kau lantunkan untuknya. Keduanya memberikan satu frasa yang sama-sama kita rasakan: kelelahan sendirian.


Bukan, bukan aku dan kamu berhenti mencintainya, merindunya, mengindahkannya, bukan sama sekali. Hanya sebuah kelelahan dalam kesendirian yang membuat kita saling mengerti, dan ingin saling melindungi. Karena aku dan kamu sama-sama pernah ditinggalkan dalam kesendirian, karena aku dan kamu sama-sama bertahan di dalam sebuah kekosongan.


Tak pernah terpikir kamu akan menggantikan tempatnya, dia akan selalu jadi yang pertama, dan utama. Kuyakin kaupun begitu, aku tak akan menggantikan tempatnya, dia akan selalu jadi yang pertama, dan utama. Sederhana bukan? Ya, memang sangat sederhana.


Seandainya dia-mu tak kembali, seandainya dia-ku tak kembali, aku percaya aku dan kamu akan terus bersama. Karena kita saling mengerti, dan ingin saling melindungi. Jika aku berada dalam posisimu, sudah barang tentu aku memilihnya karena dia yang pertama dan utama. Dia-ku berarti semesta, dia-mu pun begitu bukan?


Segalanya tak berarti kamu berhenti menyayangiku, segalanya tak berarti aku berhenti menyayangimu. Hanya saja dia-mu dan dia-ku memang akan terus jadi yang pertama dan utama.  Harusnya aku tak terkejut, namun apadaya. Aku manusia biasa yang akan merelakanmu kembali pada dia, seperti kamu yang akan rela bila aku kembali padanya.



Aku tahu, dan aku mengerti. Kini, diatas embun pagi, diterpaan mentari pagi, aku menatap hatimu dalam ketenangan bersamanya. Kamu tak perlu melangkahkan kaki, tetaplah disini, tungguilah aku yang berdiri sendiri menanti pelukannya datang kembali.

Sabtu, 13 Juli 2013

Suatu Ketika Dalam Hidup



Suatu ketika dalam hidup kau kan merasa kehilangan dirimu, tak mengenal dirimu sendiri. Kamu yang dulu penuh cinta, kamu yang dulu penuh kasih, bisa menjadi seseorang yang tak mengenal cinta. Seseorang yang terlalu sering dikhianati.

Suatu ketika dalam hidup kau kan merasa kehilangan dirimu, tak mengenal dirimu sendiri. Kamu yang dulu berjuang, kamu yang dulu bertarung, bisa menjadi seorang pecundang, seseorang yang terkatung-katung.

Suatu ketika dalam hidup kau kan merasa kehilangan dirimu, tak mengenal dirimu sendiri. Kamu yang dulu menghirup udara segar bisa menjadi seseorang yang terkurung dalam ruang hampa udara. Kamu yang dulu bersinar bisa menjadi sebuah awan hitam.

Suatu ketika dalam hidup kau kan merasa kehilangan dirimu, tak mengenal dirimu sendiri.  Jadi, siapa kamu saat itu bahkan kamu tidak tahu. Kamu telah tenggelam dan tak tahu tepian mana yang harus kau gapai.

Suatu ketika dalam hidup kau kan merasa kehilangan dirimu, tak mengenal dirimu sendiri. Suatu ketka dalam hidup, kau hanya perlu menyisihkan sedikit waktu untuk mengingat siapa dirimu. Suatu ketika dalam hidup kau boleh pejam sejenak kedua matamu, untuk meresapi kembali untuk apa dan untuk siapa hidupmu.