Jakarta (PJBMOpini) - Sabtu (17/5) perhelatan bulu tangkis Sirkuit Nasional 2014 seri ke-3 berakhir. Seratusan mahasiswa yang mengikuti kegiatan PJBM berkeliaran di GOR Asia-Afrika untuk mencari data dan gambar untuk jadi pemberitaan.
Ada hal lain yang saya rasa dan saya perhatikan. Wajah kemenangan. Tidak hanya pada wajah atlet, tapi juga pada wajah peserta, panitia, juga pembimbing kegiatan PJBM 2014.
Bung Broto mengatakan, sampai-sampai panitia sirnas Jakarta pun turut senang melihat ratusan mahasiswa yang jadi wartawan dadakan di depan podium kemenangan. Mahasiswa sebagai pusat pergerakan memang diharapkan dapat menyebarluaskan antusiasme terhadap bulu tangkis.
"Kalau mengukur kemajuan PJBM dari tahun ke tahun secara kualitas ya susah, itu kan subjektif ya. Paling kalo dari kuantitas, jumlah peserta meningkat. Tahun depan kalo bisa tidak cuma liput sirnas Jakarta, ditambah sirnas Jawa Barat misalnya. Semakin banyak yang meliput, semakin banyak yang diliput, maka semakin banyak pula yang mencintai bulu tangkis nantinya." papar Bung Broto dan harapan kedepannya untuk PJBM.
"Saya kira ini pelatihan biasa, ternyata..." ujar Muhammad Junio Alviendra salah satu teman yang saya ajak untuk mengikuti kegiatan ini. Dengan garis wajah penuh kepuasan dia bahkan tak dapat menyelesaikan kalimatnya. Sulit memang memilih diksi untuk segalanya yang telah PJBM berikan kepada kami para peserta.
Project Officer PJBM 2014, Mathilde Liliana mengaku senang dan bangga melihat antusiasme para peserta. "Saya berharap kedekatan para peserta PJBM tidak berakhir pada tanggal 30(Mei) nanti. Karena keluarga PJBM 1 dan 2 pun masih kontak sampai sekarang. Di PJBM kita bukan cuma pelatihan, tapi juga merajut tali kekeluargaan."
Senada dengan pendapat ketiga orang di atas, saya pun merasa sangat beruntung untuk terpilih menjadi bagian keluarga ini. Dada saya berdebar membayangkan suatu hari nanti dapat kesempatan untuk menulis betapa indahnya lagu Indonesia Raya dikumandangkan sebagai buah keringat putra-putri pertiwi di atas lapangan kejuaraan internasional.
Pada liputan sirnas Jakarta 2014 kami dihadapkan pada keadaan nyata dalam membuat berita olahraga. Kesiapan dan kekompakan kelompok diuji, setiap detil benar-benar harus diperhatikan. Kesalahan kecil akan dibayar dengan harga yang lebih besar. Tapi dari kesalahan dan kekurangan itulah kami dapat lebih siap untuk ke depannya.
Bersama-sama belajar dan bergerak untuk tujuan yang sama, memelihara kejayaan bulu tangkis sebagai satu dari banyak hal yang memacu kemajuan bangsa Indonesia, dan saya bangga. (dabus)