Budayakan apresiasi karya, Budayakan hargai hak cipta, Kalau mau gaya Jangan bajak karya saya. Selalu cantumkan nama penulis asli dan sumber dalam Copy - Paste anda :)

Senin, 26 Mei 2014

Berkhianat

Merelakan selalu terasa seperti membuka kotak kenangan yang datang dari masa lalu, menyesakkan, namun sejatinya manusia tahu bahwa badai pasti berlalu.

Pada tahap yang sama di masa lalu ini pernah kurasakan terhadap seseorang yang bukan kamu. Selalu pilu, meski terulang pada satu-dua orang yang sudah berlalu, dan kini aku dihadapkan keadaan yang sama atas perasaanku kepadamu.

Bukan, tapi bisa jadi ini juga dapat dinamai cinta. Rasa yang dimulai tanpa aba-aba, sepanjang waktu menggulung logika, dan kini harus terbentur tembok besar berpondasi agama.

Cinta harus memiliki tapi tidak harus mengikat. Pada ruang antara aku dan kamu tentu ada sekat, waktu yang kemudian akan berbicara tentang seberapa manusia pada perasaannya dapat berkhianat.

Senin, 19 Mei 2014

Gagal Rindu

Senja menikamku diam-diam. Dari balik keindahan, dia jebloskanku ke dalam sepinya malam. Temaram lampu di ujung gang kecil ini memaksaku menatapi kaki  yang bertolak dengan pasti.

Dengar, menelanjangi punggungmu yang perlahan menjauh adalah satu dari beberapa detil hidup yang melemahkan aku. Kau, pada ayunan langkah mana kau akan berhenti sejenak untuk menoleh ke arahku yang selalu tertunduk terpaku menginginkanmu?

Maaf, maafkan kelancanganku yang terlanjur berharap tentang kamu. Hingga kini aku tak tahu, seberapa lama aku mampu diam tanpa kau tahu apa yang ada di dalam hatiku. Sikapmu buatku meragu, meragu tentang arti hadirku bagi duniamu.

Aku tak takut kehilangan. Aku tak takut kesepian. Yang aku takutkan adalah arti dari ketiadaanmu nanti. Ketika kau tak dapat lagi kutemui, ketika kau telah memiliki hidup tanpa aku yang ketakutan tanpa arti.

Entah pada tetes tangis mana kau sudi usapkan jemarimu di bawah mataku. Entah pada sesak rindu mana kau rela tenangkan aku. Kau, pada sinar bulan mana kau mau memelukku untuk katakan 'aku juga menginginkanmu' ? Atau selamanya sajak ini hanya tentang aku yang gagal rindu? Mungkin memang.

Minggu, 18 Mei 2014

Keluarga Baru, Kebanggaan Baru

Jakarta (PJBMOpini) - Sabtu (17/5) perhelatan bulu tangkis Sirkuit Nasional 2014 seri ke-3 berakhir. Seratusan mahasiswa yang mengikuti kegiatan PJBM berkeliaran di GOR Asia-Afrika untuk mencari data dan gambar untuk jadi pemberitaan.

Ada hal lain yang saya rasa dan saya perhatikan. Wajah kemenangan. Tidak hanya pada wajah atlet, tapi juga pada wajah peserta, panitia, juga pembimbing kegiatan PJBM 2014.

Bung Broto mengatakan, sampai-sampai panitia sirnas Jakarta pun turut senang melihat ratusan mahasiswa yang jadi wartawan dadakan di depan podium kemenangan. Mahasiswa sebagai pusat pergerakan memang diharapkan dapat menyebarluaskan antusiasme terhadap bulu tangkis.

"Kalau mengukur kemajuan PJBM dari tahun ke tahun secara kualitas ya susah, itu kan subjektif ya. Paling kalo dari kuantitas, jumlah peserta meningkat. Tahun depan kalo bisa tidak cuma liput sirnas Jakarta, ditambah sirnas Jawa Barat misalnya. Semakin banyak yang meliput, semakin banyak yang diliput, maka semakin banyak pula yang mencintai bulu tangkis nantinya." papar Bung Broto dan harapan kedepannya untuk PJBM.

"Saya kira ini pelatihan biasa, ternyata..." ujar Muhammad Junio Alviendra salah satu teman yang saya ajak untuk mengikuti kegiatan ini. Dengan garis wajah penuh kepuasan dia bahkan tak dapat menyelesaikan kalimatnya. Sulit memang memilih diksi untuk segalanya yang telah PJBM berikan kepada kami para peserta.

Project Officer PJBM 2014, Mathilde Liliana mengaku senang dan bangga melihat antusiasme para peserta. "Saya berharap kedekatan para peserta PJBM tidak berakhir pada tanggal 30(Mei) nanti. Karena keluarga PJBM 1 dan 2 pun masih kontak sampai sekarang. Di PJBM kita bukan cuma pelatihan, tapi juga merajut tali kekeluargaan."

Senada dengan pendapat ketiga orang di atas, saya pun merasa sangat beruntung untuk terpilih menjadi bagian keluarga ini. Dada saya berdebar membayangkan suatu hari nanti  dapat kesempatan untuk menulis betapa indahnya lagu Indonesia Raya dikumandangkan sebagai buah keringat putra-putri pertiwi di atas lapangan kejuaraan internasional.

Pada liputan sirnas Jakarta 2014 kami dihadapkan pada keadaan nyata dalam membuat berita olahraga. Kesiapan dan kekompakan kelompok diuji, setiap detil benar-benar harus diperhatikan. Kesalahan kecil akan dibayar dengan harga yang lebih besar. Tapi dari kesalahan dan kekurangan itulah kami dapat lebih siap untuk ke depannya.

Bersama-sama belajar dan bergerak untuk tujuan yang sama, memelihara kejayaan bulu tangkis sebagai satu dari banyak hal yang memacu kemajuan bangsa Indonesia, dan saya bangga. (dabus)

Nisak Puji Lestari, Kawinkan Gelar Putri dan Campuran

Jakarta (PJBMNews) - Nisak Puji Lestari sukses menjadi juara Sirkuit Nasional Jakarta 2014 di dua nomor kelompok taruna sekaligus. Sabtu (17/5) Nisak yang berpasangan dengan Reinard Dhanriano memastikan tiket final ganda taruna campuran setelah menghentikan perlawanan rubber game selama satu jam dari Tedi Supriadi/ Rofahadah Supriadi Putri wakil Djarum Kudus dengan skor 16-21 21-16 21-17.

Pada Final di hari yang sama Nisak/ Reinard justru relatif menang mudah atas wakil Djarum Kudus lainnya, Yantoni Edy Saputra/ Marsheilla Gischa Islami. Dengan skor 21-15 21-13 pasangan Mutiara Cardinal Bandung ini hanya butuh 26 menit untuk amankan gelar ganda taruna campuran.

Kemenangan di nomor campuran menjaga keyakinan gadis kelahiran Boyolali 12 Juli tujuh belas tahun silam ini untuk dapatkan gelar ganda taruna putri. Terlebih Nisak dan Rika Rositawati memang tercatat sebagai unggulan teratas. Meski kalah di set pertama dari wakil Djarum Kudus Marsheilla Gischa Islami/ Rahmadhini Hastiyanti Putri dengan skor 17-21, Nisak/ Rika berhasil membalikkan keadaan di dua set berikutnya dengan skor 21-17 21-13.

"Seneng dong pastinya, bangga juga bisa ngasih yang terbaik buat pelatih saya, buat ayah ibu saya di rumah. Masuk target diri aku sendiri juga." komentar Nisak tentang keberhasilannya mengawinkan gelar ganda taruna putri dan ganda taruna campuran di sirnas Jakarta. (dabus)

Mathilde Liliana, Bukan Untuk Diri Sendiri

Jakarta, (PJBMGaleri) - Bintang yang sejati tidak benderang untuk dirinya sendiri. Hanya bintang sejati yang mampu menyinari bintang-bintang lainnya untuk ikut bersinar terang.

Mathilde Liliana, mahasiswi semester akhir jurusan akuntansi di Universitas Katolik Atma Jaya Jakarta ini adalah project officer dari kegiatan Pelatihan Jurnalistik Bulutangkis Mahasiswa 2014. Di tengah jadwal kuliahnya gadis kelahiran Kupang ini menyisihkan waktu khusus untuk rangkaian kegiatan PJBM yang sedang dipimpinnya.

"Ketika teman-teman menunjuk, kenapa mau dijadikan kepala tim dari kegiatan ini karena saya memang menyukai bulu tangkis, itu yang pertama. Selain itu saya merasa sangat berterimakasih kepada PJBM atas semua kesempatan yang pernah saya dapatkan. Ini jadi tanda terimakasih saya, juga sebagai bakti untuk kemajuan jurnalistik bulu tangkis Indonesia. Jangan sampai kesempatan belajar jadi wartawan yang langsung terjun ke lapangan seperti ini hanya saya yang mendapatkan. Harus ada yang meneruskan agar teman-teman mahasiswa lainnya juga bisa mendapat kesempatan.

Harapannya ke depan teman-teman dari angkatan PJBM setelah saya (angkatan 2 dan 3) pun siap untuk melanjutkan. Memang dana dan segalanya sudah Djarum dan Bola sediakan, tapi mereka butuh tenaga, pikiran, dan waktu kita (para panitia dari PJBM angkatan 1 dan 2) agar acara ini dapat dilaksanakan." ujar Lili yang juga merupakan alumni PJBM terpilih meliput Indonesia Open sudah dalam dua kali kesempatan. (dabus)

Minggu, 11 Mei 2014

Simbiosis Untuk Bulutangkis

Sabtu (10/05) ada suasana berbeda di Djarum Petamburan, Jakarta. 125 peserta Pelatihan Jurnalistik Bulutangkis Mahasiswa 2014 tersebar di enam lokasi sekitar kantor dan gor Djarum. Kegiatan ini adalah latihan praktek dari materi yang telah diberikan pada minggu sebelumnya (3/05) di gedung Kompas Gramedia. Praktek lapangan yang dilangsungkan pun beragam mulai dari simulasi konferensi pers, pengambilan foto indoor dan outdoor, wawancara pelatih, pemain, bahkan penunggu pos keamanan pun tak luput dari buruan pertanyaan para peserta. Tak tanggung-tanggung latihan ini pun langsung dibimbing oleh maskot jurnalis bulutangkis Indonesia, Broto Happy dan Erly Bahtiar.

Adrian Hadinata selaku perwakilan dari PB. Djarum menerangkan bahwa pihaknya bersedia memberikan 'lapangan' untuk PJBM 2014 dengan harapan peserta dapat mengerti jelas bagaimana menjurnaliskan dan meliput dengan benar sehingga dapat menjadi seorang jurnalis bulutangkis yang unggul pada masa yang akan datang.

Selain itu beliau juga menambahkan jika pembinaan minat tidak akan terasa manfaatnya dalam waktu singkat, tapi akan terasa pada jangka panjang. Simbiosis antara regenerasi atlet dan jurnalis harus sedini mungkin dilakukan untuk menjaga kejayaan bulutangkis Indonesia. Sehingga ketika atlet mencapai torehan juara beritanya akan tetap ada dan dapat diketahui oleh masyarakat Indonesia.

Di sela-sela latihan persiapan Sirkuit Nasional Jakarta Terbuka (11-17/05) beberapa beberapa atlet jadi model dadakan. Di antarannya pasangan ganda dewasa putra Yohannes Rendy Sugiarto/Afiat Yuris Wirawan, pasangan ganda pemula putri jawara walikota cup Surabaya 2014 Mia Dian Nurlia/Ribka Sugiarto, juga Kenas Adi Haryanto yang bermain rangkap di ganda dewasa putra dan ganda dewasa campuran.

Peserta terlihat sangat antusias karena dapat bebas mengarahkan gaya atlet di depan kamera. Dari pihak atletnya sendiri pun merasakan manfaat simbiosis dalam bulutangkis seperti kegiatan ini. Ketika ditanyai pendapat tentang PJBM 2014 Kenas punya jawaban yang cukup unik, selain bagus untuk bulutangkis di mata Kenas acara ini juga melatih dia untuk akting di depan kamera. Wah, ternyata Kenas punya bakat narsis juga.

Minggu, 04 Mei 2014

Dengan Tangis Untukmu

Hati bersuara tentang apa yang dirasakannya. Mewujudkannya dalam tindak dan pola gerak tubuh yang dapat dilihat dan dirasa.

Kepada kamu yang masih handal jatuhkan air mataku.

Aku merasa terisi saat menangis. Ada kebahagiaan meski karena sakitnya menerima kenyataan bahwa bukan aku yang mampu bebaskanmu dari kekosongan. Aku menangis dan berhenti bersandiwara. Aku menangis kemudian merasa jadi apa adanya. Aku menangis, dan bahagia karena masih kamu yang memecahkannya.

Kesepian menjadi pentasku untuk berpura-pura. Tertawa dan tersenyum jalani hari yang disesaki ragam kesibukan. Kekosongan kini menyoroti sisi lain pentas yang sedang kumainkan. Aku dapat berjalan dengan seseorang yang bukan kurindukan.

Air mata tak pernah jatuh sia-sia karena tangisku masih untuk seseorang yang kurindukan. Air mata tak pernah jatuh sia-sia karena tangis membebaskanku dari pentas kepura-puraan. Aku berhenti jadi makhluk yang sia-sia. Dengan tangis, maka aku ada sebagai manusia seutuhnya. Kau boleh pergi, selamanya. Selama yang kau mau, selama itu aku mampu. Selagi aku masih bisa menangis karenamu, sepanjang itu kau masih mengisi kosong dalam hatiku.

Dengan tangis, aku mengerti bagaimana cara berhenti menafikan sepi. Dengan tangis, aku tahu rasanya menjujurkan hati.