Budayakan apresiasi karya, Budayakan hargai hak cipta, Kalau mau gaya Jangan bajak karya saya. Selalu cantumkan nama penulis asli dan sumber dalam Copy - Paste anda :)

Senin, 27 Mei 2013

Ajari Aku Mengucap Rindu


Apa kabar? Sudah beranjak dari tempat tidurmu?

Um, maafkan aku untuk ini. Tapi aku harus menulis, karena aku tak bisa mengucapkannya. Aku tidak lagi tahu bagaimana mengungkap rindu, rindu yang kusimpan, rindu yang setiap malam mengendap-endap menapak palung hati milikku.

Langkahku semakin lelah, perasaanku mulai jengah. Mungkin, jika aku mampu mengucapkannya semua akan kembali pada keadaan yang seharusnya. Jadi, darimana kau akan mulai mengajariku mengucap rindu?
Pengabaianmu? Kurasa tidak begitu buruk. Ketika dengan hati yang menggebu-gebu aku mengindahkanmu, kau tetap tak peduli dan tak melihatku. Bagaimana mungkin kau bisa membaca rinduku?

Sungguh, aku mulai bosan mendengar jerit-jerit kecil di rongga dadaku. Begitu keras, tapi kau tetap tak mendengarnya. Benar-benar hanya aku, tanpa perasaanmu. Mataku kadang lelah menunggu pagi, menunggu otakku berhenti berpikir, menunggu air mataku berhenti mengalir.

Pernahkah kau merasakan kerinduan yang mendalam? Pernahkah kau merasakan ribuan kumbang beterbangan di dalam tubuhmu? Jika pernah, tolong ajari aku bagaimana cara mengucapkannya.

Sejujurnya, ketika rindu aku hanya butuh sebuah peluk yang pernah kurasakan, tapi nyatanya peluk itu tak lagi pernah kudapatkan, peluk yang dulu kau berikan kini hanya sebuah angan.

Aku tak pernah benar-benar mengerti, mengapa rindu begitu senang menghampiriku, membawakanku segenggam harapan akan pelukmu, menyajikanku senyum terindah dalam hari-hariku, kamu. Aku mencoba mempelajarinya, sebab-sebab kedatangannya, hingga dia mampu membuatku muak dengan diriku sendiri.

Kau tak pernah benar-benar menjadi milikku, tapi rindu untukmu telah membuatku bisu. Kumohon, berhentilah berlarian didalam hatiku.  Aku hanya ingin kau ajari aku bagaimana mengucap rindu. Agar aku mampu berdiri, agar aku mampu tanpamu lagi.

Jumat, 17 Mei 2013

Potongan Cerita




Sepotong cerita ditulis untuk menghibur seseorang yang sedang terluka, sementara potongan yang lain untuk mengantar seseorang menuju istirahat malam. Karena setiap orang memiliki potongan ceritanya masing-masing, potongan cerita yang tentunya berbeda, aku menulis sepotong cerita. Inilah potongan cerita yang aku punya. Entah potongan seperti apa yang sedang kutulis, entah untuk apa potongan yang sedang kubuat.

Um, sepertinya inilah caraku menuangkan apa yang kurasa, menuangkan setitik perasaan untukmu.  Hanya dengan potongan ini aku dapat mengungkap perasaan ini tanpa mengusikmu, tanpa melukai siapapun, tidak perasaanmu, tidak perasaanku, dan tidak pula perasaan seseorang diluar sana yang juga mencintaimu.

Kalau saja kau memintaku untuk berkata jujur, sebenarmya tengah malamku penuh dengan mimpi tentang dirimu. Mataku sering terasa sulit dipejam, rasanya ingin menatapmu lebih sering dalam waktu yang lebih lama. Juga rasanya seperti ingin terus memimpikanmu, meski aku tak sedang terlelap, meski aku masih terjaga.

Aku tahu, bagimu aku bukan siapa-siapa, tak berati apa-apa. Andai saja aku cukup berani untuk mengatakannya, mungkin potongan cerita ini takkan pernah ada. Mencintai bukan tentang memiliki, mencintai sama sekali bukan berarti sebuah ikatan.

Dengan membuat potongan cerita ini aku ingin melepaskan perasaanku menuju kebebasan, tak lagi tertahan, tak lagi menjadi sebuah beban. Dengan potongan cerita ini aku ingin tidak melukai siapapun, tidak dengan alasan apapun, termasuk perasaanku sendiri.

Sekalipun kau berhasil menemukan potongan cerita ini, kau tak perlu melangkahkan kaki untuk  pergi. Aku hanya mencintai, bukan untuk memaksa memiliki. Kau tak perlu takut, aku tidak sedang menuntut. Aku membuat potongan ini, karena tak sanggup jika kau harus pergi. Aku hanya ingin terus mencintaimu, cukup.

Jika kau menemukan potongan ini, berhentilah memikirkan tentang sesuatu yang pasti, tentang sesuatu yang sanggup dijangkau oleh logika. Aku ingin terus bijaksana, mencintaimu tanpa harus ada seorangpun   yang terluka.