Sepotong cerita ditulis untuk menghibur
seseorang yang sedang terluka, sementara potongan yang lain untuk mengantar
seseorang menuju istirahat malam. Karena setiap orang memiliki potongan ceritanya masing-masing, potongan cerita yang tentunya berbeda, aku menulis sepotong cerita. Inilah potongan cerita yang aku punya. Entah potongan seperti apa yang sedang
kutulis, entah untuk apa potongan yang sedang kubuat.
Um, sepertinya inilah caraku menuangkan
apa yang kurasa, menuangkan setitik perasaan untukmu. Hanya dengan potongan ini aku dapat
mengungkap perasaan ini tanpa mengusikmu, tanpa melukai siapapun, tidak
perasaanmu, tidak perasaanku, dan tidak pula perasaan seseorang diluar sana
yang juga mencintaimu.
Kalau saja kau memintaku untuk berkata
jujur, sebenarmya tengah malamku penuh dengan mimpi tentang dirimu. Mataku
sering terasa sulit dipejam, rasanya ingin menatapmu lebih sering dalam waktu
yang lebih lama. Juga rasanya seperti ingin terus memimpikanmu, meski aku tak
sedang terlelap, meski aku masih terjaga.
Dengan membuat potongan cerita ini aku
ingin melepaskan perasaanku menuju kebebasan, tak lagi tertahan, tak lagi
menjadi sebuah beban. Dengan potongan cerita ini aku ingin tidak melukai
siapapun, tidak dengan alasan apapun, termasuk perasaanku sendiri.
Sekalipun kau berhasil menemukan potongan
cerita ini, kau tak perlu melangkahkan kaki untuk pergi. Aku hanya mencintai, bukan untuk memaksa memiliki. Kau tak perlu takut, aku tidak sedang menuntut. Aku membuat potongan ini, karena tak sanggup jika kau
harus pergi. Aku hanya ingin terus mencintaimu, cukup.
Jika kau menemukan potongan ini,
berhentilah memikirkan tentang sesuatu yang pasti, tentang sesuatu yang sanggup
dijangkau oleh logika. Aku ingin terus bijaksana, mencintaimu tanpa harus ada seorangpun yang
terluka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar