Budayakan apresiasi karya, Budayakan hargai hak cipta, Kalau mau gaya Jangan bajak karya saya. Selalu cantumkan nama penulis asli dan sumber dalam Copy - Paste anda :)

Jumat, 26 Juli 2013

Dia-mu, Dia-ku



Semesta menjawab semua tanda tanyaku, dan kini aku mengerti tentang sesuatu yang telah terjadi. Aku tak salah menilaimu, tak sedikitpun. Aku dan kamu adalah sama, sama-sama pecinta yang setia. Celah-celah antara langit dan bumi memberikan ruang untuk kita saling bertemu, kemudian saling merasakan. Bait-bait panjang yang telah kutulis  untuk dia, nada-nada yang tak terhenti kau lantunkan untuknya. Keduanya memberikan satu frasa yang sama-sama kita rasakan: kelelahan sendirian.


Bukan, bukan aku dan kamu berhenti mencintainya, merindunya, mengindahkannya, bukan sama sekali. Hanya sebuah kelelahan dalam kesendirian yang membuat kita saling mengerti, dan ingin saling melindungi. Karena aku dan kamu sama-sama pernah ditinggalkan dalam kesendirian, karena aku dan kamu sama-sama bertahan di dalam sebuah kekosongan.


Tak pernah terpikir kamu akan menggantikan tempatnya, dia akan selalu jadi yang pertama, dan utama. Kuyakin kaupun begitu, aku tak akan menggantikan tempatnya, dia akan selalu jadi yang pertama, dan utama. Sederhana bukan? Ya, memang sangat sederhana.


Seandainya dia-mu tak kembali, seandainya dia-ku tak kembali, aku percaya aku dan kamu akan terus bersama. Karena kita saling mengerti, dan ingin saling melindungi. Jika aku berada dalam posisimu, sudah barang tentu aku memilihnya karena dia yang pertama dan utama. Dia-ku berarti semesta, dia-mu pun begitu bukan?


Segalanya tak berarti kamu berhenti menyayangiku, segalanya tak berarti aku berhenti menyayangimu. Hanya saja dia-mu dan dia-ku memang akan terus jadi yang pertama dan utama.  Harusnya aku tak terkejut, namun apadaya. Aku manusia biasa yang akan merelakanmu kembali pada dia, seperti kamu yang akan rela bila aku kembali padanya.



Aku tahu, dan aku mengerti. Kini, diatas embun pagi, diterpaan mentari pagi, aku menatap hatimu dalam ketenangan bersamanya. Kamu tak perlu melangkahkan kaki, tetaplah disini, tungguilah aku yang berdiri sendiri menanti pelukannya datang kembali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar